Penelitian terbaru membuktikan sapi memiliki kehidupan sosial yang kompleks. Krista McLennan dari Northampton University menemukan sapi memiliki teman baik yang membuat mereka lebih tenang.
Dilansir dari Barn Sanctuary, saat dipasangkan dengan sahabatnya, detak jantung sapi lebih stabil dibandingkan dengan sapi tak dikenal.
Tak hanya lebih tenang, sapi yang memiliki teman ternyata lebih cerdas. Studi 2014 dari University of British Columbia menunjukkan anak sapi yang dibesarkan bersama teman memiliki kemampuan belajar lebih baik. Dalam tes labirin berbentuk Y, mereka lebih cepat beradaptasi saat lokasi susu diubah.
“Temuan ini membuktikan sapi bukan sekadar makhluk pasif,” jelas McLennan. Mereka menunjukkan kepribadian unik dan kemampuan membentuk ikatan emosional yang dalam.
Mengutip laman Barn Sanctuary, sapi bahkan bisa stres ketika dipisahkan dari teman dekatnya.
Fakta menarik lainnya terungkap dari pengalaman peternak. Mengutip The Guardian, DH Lawrence dalam bukunya The Cow menggambarkan bagaimana sapi bernama Susan bisa sengaja mengganggunya saat diperah.
Sapi juga membentuk hierarki sosial, dengan beberapa individu yang lebih dominan seperti “Devilish Delilah” atau “Crafty Caroline”.
Sapi adalah makhluk yang penasaran tapi hati-hati. Mereka akan mendekati benda baru dengan waspada, mengendus lama sebelum memutuskan apakah itu aman.
Penelitian-penelitian ini membawa implikasi penting bagi industri peternakan. Sapi yang diberi kesempatan bersosialisasi ternyata tidak hanya lebih sehat, tapi juga menunjukkan kemampuan kognitif lebih baik.
Seperti 12 sapi yang tumbuh bersama dalam satu kelompok, mereka berkembang secara fisik maupun emosional.
Komentar