JAKARTA, (URBVOX) – Taktik lemparan jauh kembali marak di Liga Inggris musim ini. Klub-klub besar seperti Arsenal, Liverpool, Brentford, hingga Manchester United kerap mengandalkan strategi lama yang sempat populer di era Sam Allardyce dan Tony Pulis. Namun, tren tersebut justru menuai kritik tajam.
Thomas Gronnemark, pelatih spesialis lemparan jauh yang pernah lima tahun bekerja bersama Jurgen Klopp di Liverpool, menilai kualitas lemparan jauh di Premier League saat ini justru menurun drastis.
“Memang benar sekarang ada lebih banyak lemparan jauh di Premier League. Lalu orang akan bilang, ‘Bukankah itu bagus?’ Tidak, tidak selalu! Terlalu banyak tim melakukan lemparan jauh berkualitas rendah. Banyak lemparan yang bahkan tidak cukup jauh, sehingga tidak berbahaya, dan kadang masalahnya ada di strategi,” ujarnya dikutip dariThe Mirror, Sabtu (27/9).
Menurut Gronnemark, lemparan jauh di banyak tim justru terlihat “jelek” karena sering dilakukan di area bertekanan tinggi sehingga hanya menghasilkan duel tanpa arah.
“Sejujurnya, bagi sebagian besar tim, lemparan jauh adalah bagian yang sangat jelek karena kualitasnya rendah. Bola dilempar ke situasi penuh tekanan, lalu terjadi perebutan tanpa pola. Terlalu banyak lemparan kacau di Premier League. Level Liverpool, Arsenal, Manchester United, dan Newcastle sangat rendah. Tingkat penguasaan bola dari lemparan jauh di bawah tekanan hanya 25 sampai 33 persen. Standarnya sungguh rendah,” tegasnya.
Ia menambahkan, kualitas sempat meningkat saat dirinya bekerja di Liverpool, namun kini kembali turun karena pola latihan yang monoton. “Saya rasa salah satu penyebabnya adalah mereka hanya melatih satu atau dua skema di tiap zona. Itu bisa berhasil, tapi pemain harus belajar berpikir tentang lemparan jauh,” ucapnya.
Berbeda dengan Gronnemark, pelatih timnas Inggris Thomas Tuchel justru menyambut positif tren ini. Ia menilai lemparan jauh akan jadi salah satu senjata utama dalam persiapan menghadapi Piala Dunia 2026.
“Saya sudah bilang, lemparan jauh kembali. Tapi kami tidak punya banyak waktu. Saat tiba di Piala Dunia, semua detail ini akan sangat penting. Kami juga akan membicarakan lemparan jauh, tendangan panjang dari kiper, bukan hanya permainan pendek. Tapi kami tidak bisa memasukkan semuanya hanya dalam empat hari latihan. Hal-hal ini akan berpengaruh,” ujar eks pelatih Chelsea tersebut.
Brentford Jadi yang Paling Efektif
Data menunjukkan Brentford merupakan tim paling produktif dalam memanfaatkan lemparan jauh. Musim ini mereka telah melepaskan 23 lemparan jauh ke kotak penalti lawan yang menghasilkan satu gol, 11 tembakan, serta Expected Goals (xG) sebesar 1,29 sehingga menjadi yang terbaik di Liga Inggris.
Namun, Gronnemark menegaskan tak semua tim bisa serta-merta meniru kesuksesan itu.
“Orang-orang mungkin berpikir seorang pelatih lemparan jauh ingin melihat banyak lemparan. Sebenarnya tidak. Saya tidak ingin melihat setiap tim melakukan 10 lemparan jauh di setiap laga karena permainan akan jadi terlalu banyak berhenti. Banyak yang hanya melihat data tim besar lalu menirunya, padahal ada proses bertahun-tahun di balik itu. Yang paling penting adalah menciptakan ruang di sekitar kotak penalti lawan,” jelasnya.
Tantangan Latihan di Premier League
Lebih jauh, Gronnemark menilai banyak pelatih set-piece di Liga Inggris belum benar-benar serius mengembangkan variasi lemparan jauh.
“Kalau kamu seorang pelempar kelas dunia, meletakkan bola ke area yang diinginkan dengan lemparan jauh itu jauh lebih mudah dibanding tendangan sudut. Berapa banyak sepak pojok yang cuma mengenai pemain pertama? Menendang dengan kaki itu sulit, tapi melempar dengan tangan bisa lebih presisi jika tekniknya tepat,” terangnya.
Ia juga mengkritik pendekatan sebagian pelatih yang hanya menyamakan lemparan jauh dengan tendangan sudut. “Mereka bilang cukup satu atau dua pola di tiap zona. Masalahnya, pola bertahan lawan sudah bisa membaca itu sejak awal. Jadi ketika satu skema gagal, para pemain kebingungan dan frustrasi karena tidak punya kecerdasan bermain lemparan jauh yang memadai,” pungkasnya.