JAKARTA, (URBVOX) – Gelombang protes generasi muda di Maroko kian membara. Aksi demonstrasi yang diinisiasi kelompok GenZ 212 semakin panas setelah aparat melakukan tindakan represif.
Mengutip AFP, Kamis (2/10/2025), dua orang tewas ketika polisi menembaki sekelompok orang yang mencoba menyerbu kantor polisi pada Rabu. Insiden itu terjadi di kota Lqliaa, dekat pesisir Agadir.
“Kami dipaksa menggunakan senjata dinas sebagai pembelaan diri yang sah, untuk menangkis serangan dan penyerbuan di kantor kepolisian,” kata polisi, dikutip dari MAP News Agency.
Pejabat menambahkan, “Dalam upaya penyerangan ini, dua orang tewas akibat luka tembak, sementara yang lainnya terluka selama mereka terlibat dalam serangan tersebut.”
Polisi Tabrak Massa, Video Viral
Ketegangan makin meningkat setelah Al-Jazeera merilis video viral yang memperlihatkan aparat menabrakkan kendaraan ke pengunjuk rasa. Ada dua potongan video berbeda: di wilayah Oudja, terlihat van polisi berwarna hitam menghantam kerumunan, sementara rekaman kedua menunjukkan van putih menabrak demonstran. Belum diketahui bagaimana kondisi korban.
Aksi yang awalnya berlangsung damai kini berubah jadi bentrokan di 11 kota, termasuk Casablanca, Inzegane, Rabat, Tangier, Tetouan, Oudja, hingga Lqliaa.
Kelompok GenZ 212—yang terbentuk lewat platform Discord—mengangkat isu buruknya layanan kesehatan, pendidikan yang dianggap tidak layak, korupsi, hingga desakan agar Perdana Menteri Aziz Akhannouch mundur dari jabatannya.
400 Orang Ditangkap, 300 Terluka
Kementerian Dalam Negeri Maroko melaporkan lebih dari 400 orang ditangkap dan hampir 300 orang terluka sepanjang demonstrasi. Dari jumlah itu, 263 polisi dilaporkan luka dengan tingkat keparahan berbeda, serta 23 pengunjuk rasa ikut terluka—satu di antaranya dirawat di rumah sakit di Oujda.
Juru bicara Kementerian, Rachid El Khalfi, mengatakan bentrokan melibatkan pengunjuk rasa yang menggunakan pisau, bom molotov, dan batu. Polisi menyebut massa juga menyerbu kantor pemerintahan, cabang bank, hingga menjarah toko-toko.
Di sisi lain, kelompok GenZ 212 menyatakan “penyesalan” atas kekerasan yang terjadi. Mereka menggambarkan diri sebagai ruang diskusi yang berfokus pada isu-isu utama warga, diantaranya kesehatan, pendidikan, dan pemberantasan korupsi. Namun, kesenjangan sosial dan ketimpangan regional yang tajam tetap menjadi bara utama di negeri itu.